TELINGA
Manusia memiliki panca indera, salah satunya telinga.
Telinga dalam kehidupan manusia sangat penting, jika seseorang tidak bisa
mendengar akan sangat mengganggu dalam beraktivitas. Telinga selain berfungsi
sebagai alat pendengaran juga sebagai perkembangan normal dan pemeliharaan
bicara, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui bicara tergantung
pada kemampuan mendengar.
Bagian-bagian
telinga :
a. Telinga
luar
Bagian luar merupakan bagian terluar
dari telinga. Telinga luar terdiri dari daun telinga, lubang telinga, dan
saluran telinga luar. Telinga luar meliputi daun telinga atau pinna,
Liang telinga atau meatus auditorius
eksternus, dan gendang telinga atau membran
timpani. Bagian daun telinga berfungsi untuk membantu mengarahkan suara
ke dalam liang telinga dan akhirnya menuju gendang telinga. Rancangan yang
begitu kompleks pada telinga luar berfungsi untuk menangkap suara dan bagian
terpenting adalah liang telinga. Saluran ini merupakan hasil susunan tulang dan
rawan yang dilapisi kulit tipis.Di dalam saluran terdapat banyak kelenjar yang menghasilkan zat seperti lilin yang disebut serumen atau
kotoran telinga. Hanya bagian saluran yang memproduksi sedikit serumen yang
memiliki rambut. Pada ujung saluran terdapat gendang telinga yang meneruskan
suara ke telinga dalam.Peradangan pada bagian telinga ini disebut sebagai otitis
Eksterna. Hal ini biasanya terjadi karena kebiasaan mengorek telinga & akan
menjadi masalah bagi penderita diabetes mellitus (DM/sakit gula)
Anatomi
Telinga Tengah
Telinga
tengah tersusun atas membran timpani (gendang telinga) di sebelah lateral dan
kapsul otik di sebelah medial celah telinga tengah terletak di antara kedua
Membrana timpani terletak pada akhiran kanalis aurius eksternus dan menandai
batas lateral telinga, Membran ini sekitar 1 cm dan selaput tipis normalnya
berwarna kelabu mutiara dan translulen.Telinga tengah merupakan rongga berisi
udara merupakan rumah bagi osikuli (tulang telinga tengah) dihubungkan dengan
tuba eustachii ke nasofaring berhubungan dengan beberapa sel berisi udara di
bagian mastoid tulang temporal.
Telinga tengah mengandung tulang terkecil (osikuli) yaitu malleus, inkus
stapes. Osikuli dipertahankan pada tempatnya oleh sendian, otot, dan ligamen,
yang membantu hantaran suara. Ada dua jendela kecil (jendela oval dan dinding
medial telinga tengah, yang memisahkan telinga tengah dengan telinga dalam.
Bagian dataran kaki menjejak pada jendela oval, di mana suara dihantar telinga
tengah. Jendela bulat memberikan jalan ke getaran suara. Jendela bulat ditutupi
oleh membrana sangat tipis, dan dataran kaki stapes ditahan oleh yang agak
tipis, atau struktur berbentuk cincin. anulus jendela bulat maupun jendela oval
mudah mengalami robekan. Bila ini terjadi, cairan dari dalam dapat mengalami
kebocoran ke telinga tengah kondisi ini dinamakan fistula perilimfe.
Tuba eustachii
yang lebarnya sekitar 1mm panjangnya sekitar 35 mm, menghubngkan telingah ke
nasofaring. Normalnya, tuba eustachii tertutup, namun dapat terbuka akibat
kontraksi otot palatum ketika melakukan manuver Valsalva atau menguap atau
menelan. Tuba berfungsi sebagai drainase untuk sekresi dan menyeimbangkan
tekanan dalam telinga tengah dengan tekanan atmosfer.
Anatomi
Telinga Dalam
Telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal. Organ untuk
pendengaran (koklea) dan keseimbangan (kanalis semisirkularis), begitu juga
kranial VII (nervus fasialis) dan VIII (nervus koklea vestibularis) semuanya
merupakan bagian dari komplek anatomi. Koklea dan kanalis semisirkularis
bersama menyusun tulang labirint. Ketiga kanalis semisi posterior, superior dan
lateral erletak membentuk sudut 90 derajat satu sama lain dan mengandung organ
yang berhubungan dengan keseimbangan. Organ ahir reseptor ini distimulasi oleh
perubahan kecepatan dan arah gerakan seseorang.
Koklea berbentuk seperti rumah siput dengan panjang sekitar 3,5 cm dengan dua
setengah lingkaran spiral dan mengandung organ akhir untuk pendengaran,
dinamakan organ Corti. Di dalam lulang labirin, namun tidak sem-purna
mengisinya,Labirin membranosa terendam dalam cairan yang dinamakan perilimfe,
yang berhubungan langsung dengan cairan serebrospinal dalam otak melalui
aquaduktus koklearis. Labirin membranosa tersusun atas utrikulus, akulus, dan
kanalis semisirkularis, duktus koklearis, dan organan Corti. Labirin membranosa
memegang cairan yang dina¬makan endolimfe. Terdapat keseimbangan yang sangat
tepat antara perilimfe dan endolimfe dalam telinga dalam; banyak kelainan
telinga dalam terjadi bila keseimbangan ini terganggu. Percepatan angular
menyebabkan gerakan dalam cairan telinga dalam di dalam kanalis dan merang-sang
sel-sel rambut labirin membranosa. Akibatnya terja¬di aktivitas elektris yang
berjalan sepanjang cabang vesti-bular nervus kranialis VIII ke otak. Perubahan
posisi kepala dan percepatan linear merangsang sel-sel rambut utrikulus. Ini
juga mengakibatkan aktivitas elektris yang akan dihantarkan ke otak oleh nervus
kranialis VIII. Di dalam kanalis auditorius internus, nervus koklearis
(akus-dk), yang muncul dari koklea, bergabung dengan nervus vestibularis, yang
muncul dari kanalis semisirkularis, utrikulus, dan sakulus, menjadi nervus
koklearis (nervus kranialis VIII). Yang bergabung dengan nervus ini di dalam
kanalis auditorius internus adalah nervus fasialis (nervus kranialis VII).
Kanalis auditorius internus mem-bawa nervus tersebut dan asupan darah ke batang
otak.
BAGIAN-BAGIAN TELINGA BESERTA
FUNGSINYA
a. Daun telinga untuk menangkap dan
mengumpulkan gelombang bunyi
b. Saluran telinga untuk
mengonsentrasikan gelombang suara
c. Rambut telinga untuk Menyaring
kotoran
d. Tulang pendengaran untuk memperkuat
gelombang bunyi dan menghubungkan antara
telinga luar dengan telinga dalam
e. Rumah siput (Koklea) untuk meneruskan bunyi ke
saraf (otak)
f. Tiga saluran setengah lingkaran
untuk keseimbangan tubuh
g. Gendang telinga untuk menerima
rangsang bunyi
h. Saluran Eusthacius adalah saluran yang menghubungkan telinga tengah
dengan mulut dan menjaga keseimbangan tekanan udara
GANGGUAN PADA PENDENGARAN
Kehilangan Pendengaran
Ada dua
jenis kehilangan pendengaran. :
Kehilangan konduktif
biasanya
terjadi akibat kelainan telinga luar, seperti infeksi serumen, atau kelainan
telinga tengah, seperti otitis media atau otosklerosis. Pada keadaan seperti
itu, hantaran suara efisien suara melalui udara ke telinga dalam terputus.
kehilangan
sensoris
melibatkan kerusakan koklea atau saraf vestibulokoklear. Selain kehilangan
konduktsi dan sensori neural, dapat juga terjadi kehilangan pendengaran
campuran begitu juga kehilangan pendengaran fungsional. Pasien dengan
kehilangan suara campuran mengalami kehilangan baik konduktif maupun sensori
neural akibat disfungsi konduksi udara maupun konduksi tulang. Kehilangan suara
fung¬sional (atau psikogenik) bersifat inorganik dan tidak berhubungan dengan
perubahan struktural mekanisme pendengaran yang dapat dideteksi biasanya
sebagai manifestasi gangguan emosional.
Gangguan
Telinga Luar
Otalgia
Otalgia adalah rasa nyeri pada telinga. Karena telinga dipersarafi oleh saraf
yang kaya (nervus kranialis V, VII, IX, dan X selain cabang saraf servikalis
kedua dan ketiga), maka kulit di tempat ini menjadi sangat sensitif.Otalgia
adalah gejala yang dapat timbul dari iritasi lokal karena banyak kondisi dan
dapat juga disebabkan oleh nyeri pindahan dari laring dan faring. Banyak
keluhan nyeri telinga sebenarnya akibat nyeri di dekat ser ndi temporomandibularis.
Diperkirakan bahwa lebih c 50% pasien yang mengeluh otalgia tidak ditemukan
pnyakit telinganya.
Impaksi Serumen
Secara normal serumen dapat tertimbun dalam ka eksternus dan dalam jumlah dan
warna yang bervaria Meskipun biasanya tidak perlu dikeluarkan, kadang kadang
dapat mengalami infaeksi, menyebabkan rasa penuh dalam telinga, dan/atau
kehilangan perdengaran. Penumpukan serumen terutama bermakna populasi geriatrik
sebagai penyebab defisit pendengar Usaha membersihkan kanalis auditorius dengan
bata korek api, jepit rambut, atau alat lain bisa berbahay karena trauma
terhadap kulit dapat mengakibatkan infek atau kerusakan gendang telinga.
Otitis Eksterna
Infeksi, utamanya bakteri atau jamur, merupakan masalah yang paling sering pada
telinga. Kebanyakan penyebab otitis eksterna (infeksi telinga luar) termasuk
air dalam kanalis auditorius eksternus (telinga perenang), trauma kulit kanalis
memungkinkan masuknya organisme ke jaringan, dan kondisi sistemik seperti
defisiensi vitamin dan kelainan endokrin. Kanalis telinga normal steril pada
beberapa orang; sedang lainnya mengandung Staphylo-coccus albus dan/atau
organisme lain seperti difteroid. Patogen otitis eksterna yang paling sering
adalah Staphy-lococcus aureus dan spesies Pseudomonas. Jamur yang paling sering
dapat terisolasi dari telinga normal maupun yang terinfeksi adalah Aspergillus.
Otitis eksterna sering disebabkan oleh dermatosis seperti psoriasis, ekzema,
atau dermatitis sebore. Bahkan reaksi alergi terhadap semprot rambut, cat
rambut, dan losion pengeriting rambut permanen dapat mengakibatkan dermatitis,
yang akan hilang bila bahan penyebabnya dihilangkan.
Manifestasi
Klinis.
Pasien biasanya datang dengan nyeri, cairan dari kanalis auditorius eksternus,
nyeri tekan aural (biasanya tak terdapat pada infeksi telinga tengah), dan
kadang demam, selulitis, dan limfadenopati. Keluhan lain dapat meliputi
pruritus dan kehilangan pendengaran atau perasaan penuh. Pada pemeriksaan
otoskopis kanalis telinga nampak eritema dan edema. Cairan berwarna taming atau
hijau dan berbau busuk. Pada infeksi jamur bahkan dapat terlihat spora hitam
seperti rambut.
Penatalaksanaan. Prinsip terapi ditujukan untuk menghilangkan ketldaknyamanan,
mengurangi pembeng-kakan kanalis telinga, dan mengeradikasi infeksi. Tak jarang
pasien mendapat resep analgetik selama 48 sampai 92 jam pertama. Bila jaringan
di kanalis eksternus meng-alami edema, perlu dipasang sumbu untuk menjaga
ka¬nalis tetap terbuka sehingga cairan obat (mis. larutan Burow, sediaan
antibiotika telinga) dapat dimasukkan). Obat tersebut dapat diberikan dengan
penetes dengan suhu ruangan. Obat yang dipakai biasanya kombinasi antibiotika
dan kortikosteroid untuk melemaskan jaringan yang terinflamasi. Jika terdapat
selulitis atau demam, maka perlu diberikan antibiotika sistemik. Bahan
anti-jamur dapat diberikan bila perlu.
Pasien diingatkan untuk tidak membersihkan sendiri kanalis auditorius eksternus
menggunakan lidi kapas. Pasien juga dilarang untuk berenang atau memasukkan air
ke dalam telinga ketika mencuci rambut atau mandi. Wool kambing atau kapas
dapat diolesi jel yang tak larut air (seperti vaselin) dan diletakkan di
telinga untuk mencegah kontaminasi air. Pasien dapat mencegah infeksi dengan
menggunakan preparat antiseptik telinga sehabis
Komentar
Posting Komentar